Bilelando, Kini jadi Desa Wisata Bahari
DESA Bilelando Kecamatan Praya Timur, tercatat sebagai salah satu desa tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng). Tidak hanya tertinggal. Desa Bilelando bahkan termasuk zona merah kasus kriminal. Namun kini Desa Bilelando perlahan mulai bangkit. Desa yang berada di wilayah perbatasan Kabupaten Lombok Timur (Lotim) ini pun telah mendeklarasikan diri sebagai desa wisata bahari.
Dibenak masyarakat di wilayah ini khususnya, ketika mendengar nama Desa Bilelando pasti yang akan terlintas adalah daerah yang keras dengan catatan kasus kriminal yang tinggi. Termasuk daerah yang “tertutup”. Namun seiring dengan perkembangan waktu, Desa Bilelando kini sudah mulai bertransformasi menjadi desa yang lebih berkembang dan maju. Pola pikir masyarakat desa tersebut kini juga mulai terbuka.
Stigma-stigma negatif yang selama ini ada tentang Desa Bilelando, perlahan coba dihapus. ‘’Salah satu upaya yang kita lakukan ialah dengan mendeklarasikan diri sebagai desa wisata bahari,’’ ungkap Kepala Desa (Kades) Bilelando, Ramayadi, A.Md.
Ada beberapa spot wisata bahari yang ditawarkan desa ini. Diantaranya surfing, memancing serta diving. Termasuk panorama pantai dengan ombak yang tenang. Dengan Pulau Ujung Kelor sebagai ikonnya.
Untuk mencapai Pulau Ujung Kelor tersebut, bisa dilakukan melalui perjalanan darat. Dengan menyusuri bibir pantai. Namun pihak pengelola desa wisata dalam hal ini Kelompok Sadar Wisata (Pokdaswis) Desa Bilelando, juga menyiapkan perahu bermotor untuk bisa lebih cepat mencapai pulau eksostis tersebut. Melalui Dermaga Kelongkong. Cukup hanya dengan membayar Rp 10 ribu perorang untuk perjalanan pulang perginya (PP).
Gubernur NTB, Dr.H. Zulkiefliemansyah,SE.M.Sc me-launching Desa Wisata Bahari Bilelando, Minggu (17/2) lalu, berharap Desa Bilelando ke depan bisa semakin berkembang dan maju. Sehingga tidak lagi menjadi desa tertinggal dan bisa mengejar ketertinggalan dari desa-desa lainnya di daerah ini. ‘’Pemerintah provinsi siap mendukung pengembangan Desa Wisata Bilelando,’’ ujarnya.
Yang paling penting dalam mengembangkan sebuah destinasi wisata termasuk desa wisata, menurut gubvernur ialah kebersihannya harus benar-benar terjaga. ‘’Dan, tidak mesti harus mewah. Meski pun destinasi wisata itu tampak biasa saja, tetap kebersihannya terjadi itu bisa jadi nilai lebihnya.’’
Selain itu ketersedian fasilitas penunjang juga harus memadai. Terutama fasilitas toilet, harus ada. Karena itu juga bisa berpengaruh pada minat wisatawan untuk datang. ‘’Toiletnya pun tidak perlu harus pakai tembok dan mewah. Walaupun memakai gedek, tapi tertata rapi serta bersih itu sudah lebih dari cukup,’’ ujar gubenur.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Loteng, H.M. Suhaili, FT, mengatakan, salah satu fokus pembangunan di Loteng saat ini ialah pengembangan desa wisata. Karena desa wisata dinilai bisa menjadi salah satu alternatif dalam mendukung upaya pengentasan kemiskinan di daerah ini. Di mana desa didorong untuk berinovasi dan berkreasi mengembangkan potensi yang ada di wilayanya masing-masing.
Suhaili pun memberikan apreasiasi khusus kepada masyarakat dan pemerintah Desa Bilelando yang sudah mau berubah. Untuk menjadi desa yang lebih maju. “Dulu Desa Bilelando dikenal sebagai zona merah. Tapi kini Desa Bilelando sudah mau berubah menjadi desa yang jauh lebih baik lagi,’’ pungkas Ketua DPD I Partai Golkar NTB ini.
Terima kasih atas masukkan Anda.
Berita Terbaru
Lihat SemuaKesiapan Bencana dan Infrastruktur Jadi Tema Bakti PU ke 79
by Bidang IKP / 03 Dec 2024
Lomba Paduan Suara Semarakkan HUT DWP
by Bidang IKP / 02 Dec 2024