Ekonomi Inklusif NTB Tumbuh Diatas Rata-Rata Nasional
Mataram- Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi NTB H. Wirawan Ahmad menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi inklusif Provinsi NTB Tumbuh diatas rata-rata nasional. Perekonomian Nusa Tenggara Barat berdasarkan data BPS NTB menyebutkan bahwa besaran Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Triwulan I-2023 mencapai Rp 40,10 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp25,30 triliun.
Ekonomi NTB Triwulan I-2023 terhadap Triwulan I-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 3,57 persen. Dari sisi produksi, Konstruksi mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 12,76 persen. Dari sisi pengeluaran komponen PMTB mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 6,21 persen.
"Alhamdulillah pertumbuhan ekonomi kita di NTB terus tumbuh di atas rata-rata nasional," ungkapnya saat membuka seminar Konsultasi Regional (Konreg) PDRB Sejawa-Bali-Nusatenggara Jabalnusra di Golden Palace, Selasa (21/11/23).
Ia mengungkapkan rasa terima kasih atas dipilihnya Provinsi NTB sebagai tuan rumah terselenggaranya Konsultas Regional PDRB Sejawa-Bali Nusatenggara. Sekaligus sebagai langkah awal untuk membantu membuat kebijakan daerah atau perencanaan, evaluasi hasil pembangunan, memberikan informasi yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian daerah di NTB.
"Kita harus terus berikhtiar untuk melakukan transformasi ekonomi yang makin maju kedepannya," harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPS Provinsi NTB, Drs. Wahyudin mengungkapkan Ekonomi Nusa Tenggara Barat Triwulan I-2023 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 2,37 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Industri Pengolahan mengalami kontraksi terdalam sebesar 15,23 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami kontraksi tertinggi sebesar 20,17 persen. Ekonomi Nusa Tenggara Barat tanpa tambang bijih logam pada Triwulan I-2023 tumbuh 0,71 persen secara q-to-q dan tumbuh 4,65 persen secara y-on-y.
"Untuk itu, dalam diskusi ini kita akan terus menyelaraskan kebijakan dan pembangun ekonomi yang inklusif demi kesejahteraan masyarakat," jelasnya.
Dalam seminar seminar Konsultasi Regional (Konreg) oleh seluruh Bappeda, Dinas Kominfotik, BPS dan Bank Indonesia Sejawa-Bali-Nusatenggara dengan tema "Mendorong ekonomi inklusif dan keberlanjutan untuk menuntaskan kemiskinan ekstrem" khususnya di NTB dan Indonesia secara umumnya.(manikpkominfo)