NTB PROV

Bukti-Bukti Industrialisasi

NTB PROV

Apakah program industrialisasi Pemprov NTB tanpa road map? Tidak. Road map sudah ada. Termaktub dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Industri NTB Tahun 2020-2040 yang disahkan DPRD NTB. Apakah program industrialisasi belum menunjukkan hasil? Siapa bilang. Meski diakui memang baru langkah awal, program industrialisasi sudah memberi bukti.
 
PADA sebuah tas jinjing produksi Syakira Craft, orang kini banyak menoleh. Produk karya industri pernak-pernik yang berpusat di Kota Bima ini memang sedang jadi buah bibir. Sudah mejeng di sejumlah e-commerce ternama tanah air. Peminatnya bejibun. Berasal dari berbagai kalangan. Bukan karena harganya yang murah. Tapi sebaliknya. Karena kualitas produknya.
 
Salah satu produk tas yang diberi nama Meera Without Handle berbahan baku tenun Bima yang dikombinasikan kulit misalnya. Tas modis untuk para perempuan tersebut tersebut dibanderol dengan harga Rp 480 ribu sebelum ongkos kirim.
 
Musabab program industrialisasi Pemprov NTB, produk-produk Syakira Craft mencapai posisinya seperti sekarang ini. Di Bengkel Kreasi Syakira Craft di Kelurahan Jatiwangi, Kecamatan Asakota, Kota Bima, IKM ini memproduksi aneka pouch, tas jinjing, tas selempang, daypack, dan juga tas pinggang. Dan bahan-bahannya seluruhnya memanfaatkan produk lokal. Produk andalannya adalah tas yang memadukan kulit dengan kain tenun khas Bima dengan kualitas terbaik.
 
Jangan kaget. Jika bahan kulit yang digunakan adalah produk lokal. Program industrialisasi telah menjadikan bahan kulit untuk kebutuhan IKM ini dapat dipasok langsung dari Bima. Anda tahu. Bahwa Pulau Sumbawa adalah gudang sapi Bumi Gora. Dan di sana kini sudah muncul industri penyamakan kulit sapi. Jangan tanya kualitas kulit yang dihasilkan. Produk tas Syakira Craft tersebut sudah menjadi bukti sahih.
 
“Industri ini tentu masih akan terus berkembang dengan produk olahan kulit yang lain. Sepatu kulit menjadi salah satu yang opsi yang potensial,” kata Kepala Dinas Perindustrian NTB Hj Nuryanti pada Lombok Post, kemarin (25/1).
 
Tentu saja, tak cuma Syakira Craft yang menjadi penanda menggeliatnya industrialisasi di Bumi Gora. Nuryanti menyebut, hingga akhir 2020, total di seluruh NTB telah ada sedikitnya 81.990 IKM formal dan informal. Pihaknya mencatat, total seluruh IKM tersebut telah memberi lapangan kerja bagi 221.511 orang.
 
“Pelaku industrialisasi ini adalah para pengusaha. Posisi pemerintah hanya memfasilitasi dan membangun iklim yang memudahkan pelaku industri memiliki produk berkelas dan naik kelas,” kata Nuryanti.
 
Dengan kata lain, pemerintah yang melapangkan jalan mereka. Antara lain dengan menyiapkan aneka insentif fiskal dan non fiskal. Menyiapkan pembinaan. Melatih dan membekali mereka dengan keterampilan. Membuat regulasi dan aturan main.
 
Dan Syakira Craft adalah salah satu IKM yang telah naik kelas tersebut. Salah satu yang mewakili industri ekonomi kreatif. Yang lainnya banyak. Mewujud dalam aneka rupa. Mulai dari industri permesinan, industri alat transportasi, dan industri pangan.


 
Road Map
 
Banyak yang bertanya soal arah industrialisasi yang menjadi salah satu program unggulan Gubernur H Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur Hj Sitti Rohmi Djalilah. Nuryanti menjelaskan, peta jalan atau road map program industrialisasi NTB teramat jelas dan gamblang. Peta jalan tersebut telah tertuang dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Industri NTB 2020-2024. Perda tersebut disahkan DPRD NTB 23 Desember 2020. Kini sedang dievaluasi di Kementerian Dalam Negeri dan sedang dalam proses sinkronisasi di Kementerian Perindustrian.
 
Road map tersebut membagi pengembangan industrialisasi NTB dalam tiga fase. Lima tahun pertama, lima tahun kedua, dan sepuluh tahun ketiga. Industri prioritas pun telah disiapkan dalam enam kelompok besar. Yakni industri pangan, industri hulu agro, industri permesinan, industri pertambangan, industri farmasi dan herbal, dan industri ekonomi kreatif. (Selengkapnya lihat grafis)
 
Di fase pertama ini pun, action plan telah disusun dan dijalankan. Nuryanti menjelaskan, pada 2019-2023, program industrialisasi fokus pada tiga hal. Yang pertama adalah terkait peningkatan produksi industri dan nilai tambah sumber daya alam yang efesien. Caranya  dengan cara meningkatkan pemberdayaan industri berupa kebijakan pengembangan kelembagaan, penumbuhan wirausaha baru, dan pemberian fasilitas. Juga dengan meningkatkan penggunaan produk dalam negeri oleh pemerintah, badan usaha, dan masyarakat.
 
“Karena itu, sekarang kita kampanyekan gerakan bela dan beli produk lokal,” katanya.
 
Selain itu, juga dengan meningkatkan nilai tambah produk industri primer baik melalui peningkatan produktivitas maupun inovasi produk. Juga mengembangkan industri hulu dan industri antara yang berbasis sumber daya alam. Membangun informasi industri yang terintegrasi antara industri kecil dan menengah dengan industri besar terkait dengan transfer teknologi dan ilmu pengetahuan.
 
Di sisi lain, program juga diarahkan untuk mendorong investasi untuk industri penghasil barang konsumsi kebutuhan dalam negeri yang utamanya industri padat tenaga kerja. Dan juga menerapkan praktik prinsip industri hijau terhadap industri baru dan eksisting.
 
Yang kedua, kata Nuryanti adalah fokus pada peningkatan kemandirian industri yang berwawasan lingkungan. Caranya antara lain dengan meningkatkan peran dan sinergitas para pemangku kepentingan. Juga meningkatkan akselerasi tumbuhnya IKM. Dan memberikan fasilitasi dan insentif fiskal dan non fiskal untuk pengembangan industri unggulan. Dilakukan pula penguatan pola dan struktur pengembangan wilayah industri untuk mendorong pemerataan penyebaran industri berupa pengembangan wilayah pusat pertumbuhan industri, kawasan industri, dan sentra industri kecil dan menengah. Termasuk optimalisasi pembangunan sarana dan prasana pengelolaan kawasan industri seperti ketenagalistrikan, telekomuniasi, sumber daya alam, sanitasi, akses produksi, dan memperluas akses permodalan dan kerja sama.
 
Yang ketiga adalah peningkatan produktivitas. Caranya dengan mengoptimalisasi kapasitas usaha keekonomian dalam jangka pendek dan perubahan teknologi dalam jangka panjang. Juga meningkatkan penguasaan teknologi optimalisasi melalui inovasi dan transfer teknologi perbaikan menajamen perbaikan usaha dan upaya-upaya yang terkait dengan insentif peningkatan produktivitas.
 
“Yang tak kalah pentingnya tentu saja meningkatkan kerja sama skala regional, nasional, dan internasional,” katanya.
 
Kelak, jika seluruh ikhtiar program prioritas industrialisasi ini telah dijalankan, maka kata Nuryanti, NTB diharapkan akan mandiri benih jagung hibrida. NTB swasembada telur dan daging. NTB swasembada garam. Swasembada mesin, mandiri pakan ikan, unggas, dan ruminansia. Dan juga terbangunnnya industri essential oil dan industri muslim fashion.
 
Fondasi Tuntas Tahun Ini
 
Sementara untuk tahun 2021 ini, dipastikan fonfasi program industrialisasi telah tuntas. Sehingga, dengan fondasi ini, wujud jati diri program industrialisasi akan menjadi kian terang benderang.
 
Nuryanti mengatakan, perwujudan fondasi industrialisasi ini adalah munculnya pelaku Industri Kecil Menengah mewakili masing-masing sektor terkait enam prioritas industrialisasi. Dengan fondasi ini maka akan terbangun ekosistem industrialisasi. Sebagai contoh. Di sektor Moslem fashion industry. Yang sudah dilakukan adalah pelatihan pelatihan pewarna alam untuk kain tenun, bimtek tenun menggunakan ATBM (alat tenun bukan mesin), festival desiner tenun Lombok Sumbawa, fasion show tenun di tingkat nasional.
 
Ekosistem yang terbangun adalah berkembangnya IKM-IKM yang menyediakan bahan-bahan untuk pewarna alam, berkembangnya IKM-IKM pembuat motif tenun, berkembangnya IKM tenun, kemudian berkembangnya pemasar-pemasar tenun. Belum lagi berkembang konveksi, desainer untuk pakaian-pakaian yang akan ditampilkan pada fashion show. Hingga jasa-jasa lain yang saling bertalian dalam ekosistem.
 
Kemudian di sektor industri permesinan. Capaiannya adalah dengan dikembangkan sepeda listrik dan kendaraan listrik. Sepeda listriknya adalah Le-Bui, Matric – B, dan ngebUTS. Saat ini, permintaan produk ini begitu tinggi. Sehingga, dengan sendirinya produsen membutuhkan pasokan komponen-komponen dari IKM lainnya. Misalnya, IKM pembuat baut, IKM pembuat rangka, IKM pengelasan, IKM pengecatan, atau juga aksesoris. Semua IKM ini juga bertalian.
 
“Kita targetkan tidak lagi mendatangkan komponen sepeda listrik dari luar. Mungkin hanya ban dan baterai yang tidak bisa dibuat langsung oleh IKM kita,” katanya.
 
Inilah bukti, betapa banyak yang hidup dari satu industri. Tidak hanya produsen sepeda listrik saja. Melainkan industri turunannya. “Inilah ekosistem itu. Demikian juga sektor yang lainnya,” katanya.
 
Di sisi lain, tahun 2021 ini, IKM-IKM yang menjadi pioneer ini sudah terbentuk. Misalnya, IKM sepeda listrik, IKM kosmetik, dan IKM fashion. Dari masing-masing IKM ini akan bekembang IKM-IKM lain yang menjadi penyedia atau pemasok. Atau juga produsen bahan baku yang akan menghasilkan satu jenis produk.
 
“Kita kawal kebutuhan dan standarisasinya. Kita dampingi sampai dia menjadi penghasil produk industri yang memenuhi standar. IKM yang jadi inilah yang kemudian harus bermitra dengan IKM-IKM lainnya dalam satu ekosistem,” kata Nuryanti.
 
Toh, meski begitu, perjalanan industrialisasi ini memang akan panjang. Masih akan berlangsung hingga tahun 2040.
 
“Ini memang baru langkah awal,” kata Gubernur H Zulkieflimansyah. Dan semua harus mafhum. Bahwa perjalanan panjang harus selalu dimulai dari langkah pertama.
 
“Industrialisasi kita adalah industrialisasi yang memberdayakan. Sehingga UKM kita, petani kita, nelayan kita, dan peternak kita, suatu saat bisa tersenyum dan sejahtera,” katanya. (*)

NTB PROV
Diskominfotik NTB © 2019 All rights reserved.

Membangun Nusa Tenggara Barat Gemilang

by Dinas KOMINFOTIK NTB

Link Penting

BPS NTB KADARING SIBI (Kamus dalam Jaringan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia)

Sekretariat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat: Jalan Pejanggik No. 12
Mataram, Nusa Tenggara Barat - 83122

Monday - Friday: 07:30 - 16:00 Saturday, Sunday: Closed
0370-622373